Sebuah Pesan untuk Pelajar
Imam Al-Ghazali adalah seorang
Guru Besar dan Rektor pada Perguruan Tinggi Syafi’iyah “An-Nizamiyah” di
Baghdad pada tahun 484 Hijriah. Beliau menyampaikan beberapa pesan bagi para
pelajar, dalam bukunya yang berjudul, “Bidayatul Hidayah”. Beberapa peasan itu
antara lain:
“Wahai para pelajar yang sedang berkecimpung dalam menuntut ilmu
pengetahuan, yang sedang mengabdi dan menggandrungi ilmu, ketahuilah!
Sesungguhnya kamu saat sekarang baru berada di tengah-tengah samudera yang
luas, yang sedang kamu arungi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan
memperdalamnya.”
“Ibarat orang berdagang, maka ‘akad jual-beli yang demikian adalah
mendatangkan kerugian yang besar. Di samping dirimu sendiri rugi, orang yang
telah mendidikmu akan merasa rugi pula, sebab mereka merasa telah memberikan
pertolongan kearah maksiat, menuju jurang kehancuran.
Ibarat seorang penjual senjata, dia telah menjualnya kepada seorang
penjahat di tengah jalan, senjata tersebut digunakan untuk menodong penjual itu
sendiri. Demikian nasib gurumu apabila niatmu keliru di dalam menuntut ilmu
pengetahuan.”
“Apabila niat dan tujuanmu di dalam menuntut ilmu semata-mata mencari
keridhaan Allah, maka berbahagialah. Karena sesungguhnya para Malaikat
membentangkan sayapnya, demikian juga ikan-ikan di tengah samudera meminta
keridhaan dan kasih sayang Allah buatmu, sehingga segala tindak langkah yang
kamu tempuh selalu dalam naungan ridha dan ampunan-Nya.”
“Sebelum kamu belajar, hendaknya terlebih dahulu kamu bersihkan hatimu
dari segala kemaksiatan dan kemalasan. Ketahuilah! Apabila hatimu masih
berusaha untuk menunda-nunda kesempatan baik, maka sesungguhnya hatimu telah
dipengaruhi oleh hawa nafsu, emosi, dan dorongan syetan yang terkutuk. Syetan
yang telah mempermainkan hatimu agar selalu …
berada di jurang kesesatan dan kemaksiatan. Syetan yang telah
membisikkan di telingamu agar tidak mengutamakan ilmu pengetahuan. Syetan yang
telah memperdayamu dengan tipu daya dan irama-irama agar engkau berilmu tapi
berada dalam kesesatan.”
"Ilmu itu cahaya" dan hakekat ilmu itu bukanlah menumpuknya
wawasan pengetahuan pada diri seseorang, tetapi ilmu itu adalah cahaya yang
bersemayam dalam kalbu.
Itulah beberapa pesan Imam Al-Ghazali tentang pentingnya ilmu bagi
pelajar. Kedudukan ilmu dalam Islam sangatlah penting, sehingga Rasulullah
Saw., bersabda: "Sesungguhnya Allah swt., para malaikat-Nya, penghuni
langit dan bumi hingga semut dalam tanah, serta ikan di lautan benar-benar
mendoakan bagi pengajar kebaikan". (HR. Tirmidzi). “Barangsiapa yang menempuah
jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan untuknya sebuah jalan ke
surga.” Sabdanya lagi, “Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.”
Begitu pula Firman Allah Swt.,“…niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat…” (QS. al-Mujaadilah: 11).
Mengingat kedudukan ilmu yang sangat penting itu, maka menuntut ilmu
adalah ibadah, memahaminya adalah wujud takut kepada Allah, mengkajinya adalah
jihad, mengajarkannya adalah sedekah dan mengingatnya adalah tasbih.
Dengan ilmu, manusia akan mengenal Allah dan menyembah-Nya. Dengan
ilmu, mereka akan bertauhid dan memuja-Nya. Dengan ilmu, Allah meninggikan
derajat segolongan manusia atas lainnya dan menjadikan mereka pelopor
peradaban.
Oleh karena itu, sebelum menetapkan hati untuk menuntut ilmu, Imam
al-Ghazali menyarankan agar para pelajar membersihkan jiwa dan hatinya dari
akhlak tercela. Sebab ilmu merupakan ibadah kalbu dan salah satu bentuk
pendekatan batin kepada Allah Awt.
Ilmu adalah pengantar kesuksesan dunia – akhirat. Kesuksesan hanya
dapat diraih dengan kesungguhan. Tiada kesuksesan tanpa kesungguhan. Man jadda
wa jada







0 comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kunjungan Anda