Thursday, March 5, 2015

Sebuah Pesan untuk Pelajar




Sebuah Pesan untuk Pelajar

 Imam Al-Ghazali adalah seorang Guru Besar dan Rektor pada Perguruan Tinggi Syafi’iyah “An-Nizamiyah” di Baghdad pada tahun 484 Hijriah. Beliau menyampaikan beberapa pesan bagi para pelajar, dalam bukunya yang berjudul, “Bidayatul Hidayah”. Beberapa peasan itu antara lain:

“Wahai para pelajar yang sedang berkecimpung dalam menuntut ilmu pengetahuan, yang sedang mengabdi dan menggandrungi ilmu, ketahuilah! Sesungguhnya kamu saat sekarang baru berada di tengah-tengah samudera yang luas, yang sedang kamu arungi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan memperdalamnya.”
“Ibarat orang berdagang, maka ‘akad jual-beli yang demikian adalah mendatangkan kerugian yang besar. Di samping dirimu sendiri rugi, orang yang telah mendidikmu akan merasa rugi pula, sebab mereka merasa telah memberikan pertolongan kearah maksiat, menuju jurang kehancuran.
Ibarat seorang penjual senjata, dia telah menjualnya kepada seorang penjahat di tengah jalan, senjata tersebut digunakan untuk menodong penjual itu sendiri. Demikian nasib gurumu apabila niatmu keliru di dalam menuntut ilmu pengetahuan.”
“Apabila niat dan tujuanmu di dalam menuntut ilmu semata-mata mencari keridhaan Allah, maka berbahagialah. Karena sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayapnya, demikian juga ikan-ikan di tengah samudera meminta keridhaan dan kasih sayang Allah buatmu, sehingga segala tindak langkah yang kamu tempuh selalu dalam naungan ridha dan ampunan-Nya.”
“Sebelum kamu belajar, hendaknya terlebih dahulu kamu bersihkan hatimu dari segala kemaksiatan dan kemalasan. Ketahuilah! Apabila hatimu masih berusaha untuk menunda-nunda kesempatan baik, maka sesungguhnya hatimu telah dipengaruhi oleh hawa nafsu, emosi, dan dorongan syetan yang terkutuk. Syetan yang telah mempermainkan hatimu agar selalu …
berada di jurang kesesatan dan kemaksiatan. Syetan yang telah membisikkan di telingamu agar tidak mengutamakan ilmu pengetahuan. Syetan yang telah memperdayamu dengan tipu daya dan irama-irama agar engkau berilmu tapi berada dalam kesesatan.”
"Ilmu itu cahaya" dan hakekat ilmu itu bukanlah menumpuknya wawasan pengetahuan pada diri seseorang, tetapi ilmu itu adalah cahaya yang bersemayam dalam kalbu.

Itulah beberapa pesan Imam Al-Ghazali tentang pentingnya ilmu bagi pelajar. Kedudukan ilmu dalam Islam sangatlah penting, sehingga Rasulullah Saw., bersabda: "Sesungguhnya Allah swt., para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi hingga semut dalam tanah, serta ikan di lautan benar-benar mendoakan bagi pengajar kebaikan". (HR. Tirmidzi). “Barangsiapa yang menempuah jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan untuknya sebuah jalan ke surga.” Sabdanya lagi, “Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.”
Begitu pula Firman Allah Swt.,“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. al-Mujaadilah: 11).
Mengingat kedudukan ilmu yang sangat penting itu, maka menuntut ilmu adalah ibadah, memahaminya adalah wujud takut kepada Allah, mengkajinya adalah jihad, mengajarkannya adalah sedekah dan mengingatnya adalah tasbih.
Dengan ilmu, manusia akan mengenal Allah dan menyembah-Nya. Dengan ilmu, mereka akan bertauhid dan memuja-Nya. Dengan ilmu, Allah meninggikan derajat segolongan manusia atas lainnya dan menjadikan mereka pelopor peradaban.
Oleh karena itu, sebelum menetapkan hati untuk menuntut ilmu, Imam al-Ghazali menyarankan agar para pelajar membersihkan jiwa dan hatinya dari akhlak tercela. Sebab ilmu merupakan ibadah kalbu dan salah satu bentuk pendekatan batin kepada Allah Awt.
Ilmu adalah pengantar kesuksesan dunia – akhirat. Kesuksesan hanya dapat diraih dengan kesungguhan. Tiada kesuksesan tanpa kesungguhan. Man jadda wa jada

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih atas kunjungan Anda

Random Footer